"Hmm...Hmm..Sumpah
nih cokelat enak banget. White chocolate-nya kerasa banget. Mengena di lidah,
mengena di hati."
"Dasar chocoholic! Nih aku kasih lagi..." Emir ngulurin tangannya
sambil tersenyum ramah. Uh, cool banget!
"Ya ampun, kamu baik banget deh. Makasih ya..." aku dengan sumringah
menerima coklat pemberian sang pacar hehe.
"Tapi entar bayar ya..." Emir tersenyum licik, "Satu cokelat
satu ciuman."
"Mau coba ngerasain mandi pakai cokelat puanaas banget ya?" aku
melotot ala vampire haus darah buakakak.
"Boleh-boleh saja. Asal kamu yang mandiin. Hahahaha..." jawab Emir
dan langsung aku cubit pipi unyunya itu
"Ampun..ampun...cuma
bercanda kok. Hahahahaa...." Emir meringis kesakitan sambil tetap tertawa.
(Gimana caranya coba?)
"Bercanda kamu garing banget sih. Aku marah nih," kata aku sambil
pura-pura ngambek.
"Ya...jangan ngambek dong, Say..Nih aku kasih cokelat lagi. Mauuu?"
"Mauuuuu...lagian siapa yang ngambek?"
"Tengkyu ya..."
Aku
memutar kenop pintu didepanku dengan sangat hati-hati dan kujulurkan kepalaku
perlahan
Huff. Aman....clear...
Perlahan kulangkahkan kaki memasuki ruangan itu. Dengan mengendap-endap agar
tidak berisik, aku langsung menghampiri meja cokelat di pojok ruangan dan sibuk
mengacak-acak tumpukan buku di atas meja itu.
"Nah ini dia...Yes! Akhirnya dapat juga...." kataku sambil mengacungkan
majalah di tangannya dengan bersorak gembira. Sedetik kemudian aku sadar dan
segera menutup mulutku. Aku bergegas merapikan meja cokelat dan keluar dari
ruangan.
Hmm...Mission accomplished....
Dengan buru
buru aku masuk ke kamar dan mengunci pintu. Aku segera mencari halaman Quiz Box
yang berjudul 'SUDAHKAH KAMU MENYENANGKAN SI DIA? APA YANG SUDAH KAMU PERBUAT
UNTUKNYA?’ Aku terdiam sambil berfikir
"Apa yang sudah aku lakuin buat Emir? Apa ya??"
Aku pun kembali melanjutkan melahap isi Quiz Box tersebut.
Girls, cowok pun senang, lho, kalau kita bikin dia senang. Lagipula enggak
ada salahnya kan, kita melakukan hal-hal yang menyenangkan sang pacar. Sehingga
dia merasa wajib untuk memperjuangkan kita (ciee...). Kaku si dia
terus-terusan yang berusaha menyenangkan kita, bisa-bisa dia bosan dan,
minta putus.
Nah saatnya kita introspeksi diri, sudahkah kita menyenangkan dia?
Tandai ya atau tidak, sesuai dengan yang pernah kita lakukan. Terus, hitung
berapa banyak kita jawab ya.
1.
Meneleponnya pagi-pagi dan mengucapkan selamat pagi.
Enggak
pernah...Biasanya Emir yang nelepon duluan.
2.
Mengirim SMS: "Good night and nice dream ya dear."
Enggak
pernah...Biasanya Emir yang ngirim sms duluan.
3.
Datang pagi-pagi ke rumahnya sambil membawa hadiah di hari ultahnya.
Enggak
pernah... Pagi-pagi kan aku masih ngantuk banget.
4.
Selalu hadir setiap kali dia tanding atau manggung.
Enggak
pernah...Aku kan banyak les, mana sempat.
5.
Membuatkan makanan dan minuman untuknya.
Ah..ini sih
pernah. Waktu itu kan Emir aku buatin segelas cokelat hangat.
6.
Memberi dia seikat bunga "Nih, Say, untuk kamu. Makasih karena telah
member warna-warni indah dalam hari-hariku.
Enggak pernah...Malu
ah!
7.
Muji dia; "say, aku orang keberapa yang bilang kalo kamu tuh cakep
banget?" atau "Say, kamu baik banget deh!"
Pernah
dong....Emir kan emang cakep dan baik banget hehe.
8.
Ngehibur dia waktu dia sedih.
Keyaknya Emir
enggak pernah sedih deh. Dia ceria terus di depan aku.
9.
Minta maaf duluan waktu dia lagi berantem.
Enggak
pernah...Gengsi dong!
10. Hangout
bareng ama si dia dan teman-temannya.
Kalo ini
seringgg :D
"Hmm..Oke...sekarang cek skore."
Di bawah 4:
Wah...Gawat banget nih!
Kita jarang bangeeeeeet ngelakuin hal-hal yang menyenangkan pacar. Padahal dia
berusaha keras buat nyenengin kita. Pepatah bilang, "Apa yang kita ingin
orang lain, lakukanlah terlebih dahulu. "Jadi jangan mau dimanja dan
disayang dong, itu enggak adil buat dia. Tunjukin kalau kita juga sayang sama
dia dengan cara melakukan hal-hal yang dia senang. Kita enggak mau kan kalau
harus kehilangan dia? So, fight for him, Make him smiles, girls."
Untuk beberapaa saat ini aku masih memandangi majalah yang ada di hadapanku, sampe
sebuah suara yang tak asing lagi terdengar dari balik pintu.
"RIRI...KEMBALIIN MAJALAH AKU!" teriak Kak Kelsea.
Aku terus memandangi Iphone ku. Menunggu telepon dari seseorang, tapi Iphoneku tak
kunjung juga berbunyi.
"Hmm...Sudah tiga hari Emir enggak nelepon aku, Apa
jangan-jangan...." Aku terus berfikiran negatif-_- Pikiranku melayang pada
Quiz Box yang tempo hari aku baca. Kemungkinan itu bisa aja terjadi kan? Dan
sekarang apa yang bisa aku perbuat? Ku hanya bisa menatap sedih layar hpku.
Perasaan bersalah seketika menggerogoti hatiku terus.
Kamu kenapa Mir?:’(
Aku
mengaduk-aduk nasi goring di piring sambil melamun. suara sendok dan garpu
diadu. Mama, ka Kels, bingung melihat tingkahku yang gak bisa diam tiba tiba
jadi gini..
Kimberly,
sahabatku juga menyadari kejanggalan ini. Biasanya Aku sering teriak-teriak
enggak jelas kayak orang gila, jalan-jalan ke sana-sini atau foto-foto dengan
menjunjung tinggi asas kenarsisan. Hari ini malah diam kayak patung. Aneh kan?!
"Ri, kamu lagi sakit gigi ya?" Kim mencoba menanyakan perihal kejanggalan
tersebut, tapi aku tetap diam seribu bahasa.
"Ri..."Kim menyenggol lenganku dan aku pun menyenggol gelas berisi
susu cokelat di dekat aku hingga tumpah dan membasahi rok abu-abuku.
"Eh. Sori, Ri._." Kim langsung mengambil tisu dari kantong roknya dan
diberikan padaku.
"Enggak apa-apa kok," aku pun segera mengelap rok-ku.
"Sebenarnya kamu kenapa sih? Kamu cerita dong ke aku," Kim kembali
bertanya setelah insiden kecil tadi teratasi.
Akhirnya aku cerita ke Kim. Muali dari Quiz Box yang tempo hari aku baca sampai
tentang Emir yang sudah tiga hari enggak nelepon.
"Jangan negative thinking dulu dong, Emang kamu sudah coba telepon dia?"
"Sudaah, cuma sekali sih, tapi enggak diangkat."
"Ya ampun, Ri. Ya iyalah enggak diangkat, kali aja dia lagi sibuk, masa
nelepon cuma sekali abis itu langsung loscont. Gimana sih?"
"Ya mana aku tahu. Makanya aku cerita ke kamu, supaya kamu bisa kasih tahu
apa yang harus aku lakuin."
"Riri.Riri...Kamu sudah pacaran lumayan lama tapi masih betul-betul buta
romantis dan hal-hal semacamnya ya"
"Apaan sih?!"
"Ake heran deh. Kamu tahunya cokelat mulu. Jangan-jangan otakmu di banjiri
coklat kali ya?"
"Kimyyy..."
Berkat suruhan Kimberly, Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Emir demi
mendapatkan penjelasan atas rasa penasaranku selama ini. Kupencet bel rumah tersebut.Sudah lama banget
aku gak kemari. Jantungku serasa mau copot dan piiran negatif ku muncul lagi.
Gimana kalau Emir menolak untuk bertemu denganku? Pikiran aku ngaur, hati pun
ikut kacau.
Lima menit kemudian, pintu terbuka. Di balik pintu tersebut muncul wajah dan
seseorang yang sudah tiga hari inigak ada kabar. Emir.
"Riri? Tumben datang ke sini? Masuk!" Emir segera mempersilakan ku masuk. Rasanya lega,
ternyata kenyataannya tak seperti yang aku bayangkan sbelumnya.
"Ada apa, Say?" Emir bertanya ramah kepadaku dan mengajak duduk dan
menyuruh Mbok Inah membuatkan double milkshake cokelat, kesukaanku.
"Ake kangen banget sama kamu."
Emir
hampir gak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
"Kok tiga hari ini kamu enggak ngehubungin aku sih? Terus aku telepon kok
enggak diangkat?" Kata ku sambil mengeluh.Emir pun terdiam. Dia tak habis
pikir pacarnya itu ngomong kayak gitu. Setelah tahu kalau itu bukan mimpi dan aku
ternyata gak salah dan Emir menunjukkan senyum manisnya itu padaku. Aih,
bener-bener cool banget...
"Sori ya, akhir-akhir ini aku banyak tugas. Aku janji deh enggak bakal
kayak gini lagi."
Gantian aku yang tersenyum sekarang hihi.
"By the way, tugas apaan?" potongku mengalihkan pembicaraan untuk menutupi
kalau aku grogi.
"Aku disuruh bikin makalah tentang fairy trade gitu. Susah banget cari
bahannya. Boro-boro dapat, arti fair trade saja aku belum tahu. Parah banget
kan? Makanya aku pusing banget nih." Emir menuturkan masalahnya.
"Fair trade? Kayaknya aku tahu deh. Hmm...Oh iya! Aku pernah baca tuh di
beberapa buku dan majalah, masih berhubungan juga dengan cokelat. Entar kalau
kamu mau, aku bawain deh."
"Kayaknya kamu tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan cokelat ya,
Hahahaha...." ledek emir
"Nih..."aku meletakkan tumpukan buku di meja, sambil duduk disamping Emir
"Makasih ya, Say. Aku enggak kebayang kalau kamu enggak bantuin aku."
Hening beberapa saat hingga akhirnya aku memulai pembicaraan.
"Tahu enggak, aku tuh ngerasa kehilangan banget waktu kamu enggak
ngehubungin aku selama tiga hari, aku kangeeen banget sama kamu. Aku pikir kamu
marah sama aku..." kucurahkan semua perasaanku sambil menundukkan kepala
karena mukaku merah kayak kepiting rebus.
"Marah? Kenapa?"
"Selama ini kamu selalu baik sama aku, kamu selalu berusaha nyenangin aku.
Tapi aku enggak pernah ngelakuin hal-hal yang nyenangin kamu, aku enggak pernah
nelepon atau sms kamu untuk ucapin met pagi en met malam, aku jaraaang banget
hadir kalau kamu tanding futsal, terus aku juga enggak pernah hang out bareng
kamu dan teman-teman kamu. Aku ini pacar yang gak bisa kamu andalin. Tapi satu
hal yang harus kamu tau, aku sayaaaaaaaaaang banget sama kamu. Aku enggak mau
kehilangan kamu."Ucapku, suasana diam kembali.
"Ri, bukan berarti kamu ngelakuin hal-hal kayak yang kamu bilang tadi aku
bakalan senang. Aku sudah cukup senang dengan hanya dengerin suara kamu tiap
hari, mandangin kamu yang semangat banget makan cokelat dan lihat senyum kamu.
Bagi aku, kamu cewek paling baik dan paling bisa aku andalin. Buktinya kamu
nolonginaku cari bahan buat tugas aku. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran
kayak gitu lagi ya...Just be yourself...dan
yang terakhir, aku juga sayaaaaaang banget ama kamu."balas Emir. Ahahahak
ngefly weeeh.
Aku tak dapat membendung air mataku yang dari tadi sudah mendesak keluar.
Akhirnya kutumpahkan semuanya dalam pelukan Emir yang amat sangat aku sayang{}
Mau tau cerita selanjutnya??? Tunggu part berikutnya!
Jangan bosen bosen baca kawan :D
By:ARV